Wawancara dengan pimpinan LBPP LIA cabang Kediri |
Kualitas LIA memang sudah tidak diragukan lagi. Guna mencetak
siswa-siswi yang unggul, maka para pengajar LIA diharuskan mengikuti pelatihan
selama dua bulan. “Disitu nanti calon pengajar akan diseleksi dan dilatih
mengajar yang baik dan menyenangkan, mereka
akan diberi sertifikasi TEFL (Teaching English as a Foreign Language.red),”
ujar Andi Renata Agustayudi, selaku pimpinan LBPP LIA cabang Kediri.
Banyaknya siswa yang memilih belajar di LIA tentunya bukan tanpa
alasan. Selain menawarkan program yang menarik, LIA juga menyediakan
fasilitas-fasilitas guna menunjang belajar siswa. Seperti, kelas ber-AC dan
LCD, wi-fi hotspot, multimedia, majalah C’ n S, klinik bahasa Inggris,
musholla, kantin, asuransi kecelakaan, generator set, dan masih banyak
yang lain. Adapun program-program yang diadakan, selain program pengajaran di
dalam kelas, LIA juga mempunyai program paket liburan dan outing kelas.
“Itu semua program di luar kelas, di mana mereka akan dibawa terjun ke
masyarakat secara langsung. Bisa di pasar atau restoran,” jelas pria asal Jogja
ini.
Andi mengisahkan, dahulu LIA merupakan singkatan dari Lembaga
Indonesia-Amerika. Hal ini dikarenakan lembaga ini bekerjasama dengan Dubes
Amerika. “Karena sesuatu hal, akhirnya kami berhenti bekerjasama dan singkatan
LIA pun berubah menjadi Language in Action,” ujar Andi. Menurut Andi,
perkembangan bahasa Inggris di Kota Kediri sekarang jauh lebih baik. Ia
berpesan kepada masyarakat, terutama kaum remaja, agar bahasa Inggris tidak
dipandang sebagai momok dan bahasa “high class”. “Dimulai dari yang
kecil, cobalah belajar. Bisa melalui film atau lagu agar terbiasa,” pesan Andi.
(am)