KEDIRI- School Contest VII memang identik dengan pestanya kaum pelajar. Namun, di lain sisi,
acara yang dihelat oleh Radar Kediri ini juga identik dengan sisi
kejurnalistikannya. Misalnya, kontes
fotografi. Ya, fotografi memang selalu hadir di setiap School Contest.
Kontes ini menjadi ajang kompetisi bagi fotografer-fotografer muda. Salah satu
fotografer muda yang telah lama menjadi esceholic adalah Siti Viviana
(17). Gadis berkacamata ini mengaku sudah tujuh kali mengikuti kontes
fotografi. Dia juga sempat membawa menjadi “The Best Photograph” untuk
kategori SMP pada School Journalist Trip (SJT) tahun 2010 lalu.
Gadis yang akrab disapa “Pay” ini mengaku tidak mempunyai motivasi
khusus. Ia hanya memegang prinsip bahwa “Aku ada dengan bakatku, aku nyata
dengan kemampuanku, aku ada karena ada spirit untuk bekerja keras. Bukan ada
hanya karena nama dan wujud manusia saja”. Ditanya soal persiapannya menuju
Final Party School Contest VII, ia hanya tersenyum dan berucap singkat,
“Modal mental dan mindset kepercayaan”, ujarnya. Hal ini dikarenakan ia
hanya mengandalkan kamera poket yang selalu menemaninya di setiap lomba. “Tapi ya itu, harus kuat mental dan gak
minder,” ujar Pay dengan optimis.
Pay memang selalu tertantang dengan dunia fotografi. Objek yang paling
disukainya ialah alam, manusia dan kebebasan. Ia sempat punya pengalaman unik saat
mengikuti lomba fotografi. Menurutnya, ia pernah mengikuti lomba fotografi yang
diadakan Radar Kediri yang bekerjasama dengan Darwis Triadi. Ia mengaku hanya
modal nekat. Ia sempat minder karena hampir semua peserta berusia lebih tua
diatasnya dan hampir semuanya memakai kamera DSLR. “Sempet pengen nangis
dan pengen pulang. Tapi waktu itu hujan dan gak ada temannya,
jadi gak bisa pulang,” ujar gadis yang bercita-cita menjadi dokter
spesialis anak ini. Setelah kejadian itu, ia menceritakan pengalaman tersebut
ke ibunya. Ibunya hanya menanggapi singkat, “Ya seperti itu namanya latihan
mental, biar gak gampang minder”.
Pay mengaku memang mendambakan kamera DSLR. Bahkan ia sempat
berimajinasi bahwa suatu saat akan terjadi hujan SLR. “Haha ... tapi
semuanya kembali kepada Allah, tidak semuanya didapat dalam sekejap mata, yang
penting belajar menghargai apa yang sudah dipunya dulu,” ujar gadis kelahiran
11 Agustus 1996 ini. (am)